1. Pengertian Sinyal
Sinyal adalah suatu
gejala fisika dimana satu atau lebih dari karakteristiknya melambangkan
informasi. Secara matematis, sinyal adalah memiliki nilai real atau nilai skalar
yang merupakan fungsi dari
variabel waktu t. Sinyal merupakan sebuah fungsi yang berisi informasi mengenai keadaan
tingkah laku dari sebuah sistem secara fisik. Sinyal
berisi informasi mengenai keadaan tingkah laku dari sebuah sistem secara fisik.
Meskipun sinyal dapat diwujudkan dalam beberapa cara,
dalam berbagai kasus, informasi terdiri dari sebuah pola dari beberapa bentuk
yang bervariasi. Sebagai contoh sinyal mungkin berbentuk sebuah pola dari
banyak variasi waktu atau sebagian saja. Secara matematis, sinyal merupakan
fungsi dari satu atau lebih variable yang berdiri sendiri (independent
variable). Sebagai contoh, sinyal audio akan dinyatakan secara matematis oleh tekanan
akustik sebagai fungsi waktu dan sebuah gambar dinyatakan sebagai fungsi ke-terang-an
(brightness) dari dua variable ruang (spatial).
Secara umum, variable yang berdiri sendiri (independent) secara matematis
diwujudkan dalam fungsi waktu, meskipun sebenarnya tidak menunjukkan waktu. Terdapat
2 tipe dasar sinyal, yaitu:
1. Sinyal waktu
kontinyu / sinyal analog (continous-time signal)
2. Sinyal waktu diskrit (discrete-time signal)
2. Sinyal Analog (Sinyal Waktu
Kontinyu)
Sinyal
analog disebut juga sinyal waktu kontinyu. Sinyal analog adalah suatu sinyal
dimana salah satu besaran karakteristiknya mengikuti secara kontinyu perubahan
dari besaran fisik lainnya yang melambangkan informasi, secara fisik sinyal
analog berarti selalu mempunyai nilai di sepanjang waktu. Karakteristik yang
dimiliki oleh sinyal analog antara lain : Amplitudo, frekuensi dan fasenya.
Secara matematis, sinyal waktu kontinyu dapat ditulis seperti berikut.
f (t)∈(− ∞,∞)
3. Sinyal Diskrit
Pada
kasus sinyal diskrit x[t], t disebut sebagai variabel waktu
diskrit (discrete time variable) jika
t hanya menempati nilai-nilai diskrit t = tn untuk beberapa rentang nilai integer pada n. Sebagai contoh t dapat menempati
suatu nilai integer 0,1,2,3,…; dalam
hal ini t = tn= n untuk suatu nilai n
= 0,1,2,3,…
Pada kasus sinyal
digital, sinyal diskrit hasil proses sampling diolah lebih lanjut. Sinyal hasil
sampling dibandingkan dengan beberapa nilai threshold tertentu sesuai dengan
level-level digital yang dikehendaki. Apabila suatu nilai sampel yang
didapatkan memiliki nilai lebih tinggi dari sebuah threshold maka nilai digitalnya ditetapkan
mengikuti nilai integer diatasnya, tetapi apabila nilainya lebih rendah dari threshold
ditetapkan nilainya pengikuti nilai integer dibawahnya. Proses ini dalam
analog-to-digital
conversion (ADC) juga dikenal sebagai kuantisasi.
4.
Sampling
Sampling adalah proses
pengambilan sampel dari suatu sinyal waktu kontinyu. Sampling dilakukan secara
periodik setaip T. T disini adalah periode dari sampling. Proses pengambilan
sampling dapat dilakukan dalam waktu ts (time sampling) yang jauh lebih kecil
dari T.
Output dari sampling ini adalah untuk mendapatkan sinyal waktu diskrit yang mampu mewakili sifat sinyal aslinya, proses sampling harus memenuhi syarat Nyquist, yaitu frekuensi sampel setidaknya harus dua kali lebih besar dari frekuensi sinyal inputnya (fs > 2 fi). Berikut adalah proses sampling yang dilakukan menggunakan bantuan matlab.
n=0:15;
y=5*sin(pi*1*n/7.5);
subplot(2,1,1);
stem(n,y);
subplot(2,1,2);
plot(n,y);
Pada contoh diatas, input yang digunakan adalah sinyal sinusoida dengan
amplitudo 5V, frekuensi 1Hz, dengan pengambilan sampel sebanyak 16.
5. Operasi Dasar Sinyal
Operasi
dasar sinyal adalah penerapan operasi-operasi dasar matematika untuk memproses
satu sinyal atau lebih. Umumnya, operasi-operasi ini dilakukan menggunakan
alat-alat tambahan seperti mixer, modulator dan sebagainya, sehingga
memungkinkan munculnya error seperti noise dan distorsi. Operasi dasar sinyal
terdiri dari atenuasi, amplifikasi, penambahan, perkalian, dan pergeseran
(delay).
a.
Atenuasi
Apabila sebuah sinyal
dilewatkan suatu medium seringkali mengalami berbagai perlakuan dari medium
(kanal) yang dilaluinya. Ada satu mekanisme dimana sinyal yang melewati suatu
medium mengalami pelemahan energi yang selanjutnya dikenal sebagai atenuasi
(pelemahan atau redaman) sinyal.
Suatu sinyal x(t), akan
dilemahkan menjadi y(t). Maka sinyal x(t) akan dikalikan dengan att.
Disini att bernilai kurang dari 1 (att<1), sehingga nilai
magnitudnya akan mengecil.
b.
Amplifikasi
Peristiwa penguatan sinyal seringkali
kita jumpai pada perangkat audio seperti radio, tape, dsb. Fenomena ini dapat
juga direpresentasikan secara sederhana sebagai sebuah operasi matematika
sebagai berikut:
y(t)
= amp x(t)
Kebalikan dari atenuasi, amp
bernilai lebih dari 1 (amp>1), sehingga magnitud y(t) akan lebih
besar x(t).
c.
Penambahan
Proses penjumlahan
sinyal seringkali terjadi pada peristiwa transmisi sinyal melalui suatu medium.
Sinyal yang dikirimkan oleh pemancar setelah melewati medium tertentu misalnya
udara akan mendapat pengaruh kanal, dapat menaikkan level tegangan atau menurunkan
level tegangannya tergantung komponen yang dijumlahkan.
Sehingga pada bagian
penerima akan mendapatkan sinyal sebagai hasil jumlahan sinyal asli dari
pemancar dengan sinyal yang terdapat pada kanal tersebut.
d.
Perkalian
Perkalian merupakan
bentuk operasi yang sering dijumpai dalam kondisi real. Pada rangkaian mixer,
rangkaian product modulator dan frequency multiplier, operasi perkalian merupakan
bentuk standar yang seringkali dijumpai.
e.
Delay
Disebut juga pergeseran
sinyal. Operasi delay membuat suatu sinyal yang dibangkitkan tertunda waktu
mulainya. Delay tidak menyebabkan perubahan frekuensi ataupun magnitud, karena
hanya menggeser sinyalnya.
Bermanfaat, terima kasih :)
BalasHapus